Bertahta dibalik semu cahaya rembulan malam itu duduk disinggah sana senantiasa hadir kenikmatan berlimpah untuk melanjutkan peran menulis naskah percaturan, ambisi yang tak terbendung kadang membuat lupa akan sisi kehidupan lain sebab asyik bersenggama pada imajinasinya.
Hanya segelintir informasi tentang
kehidupan sang penulis namun kecerdikannya masih dirasakan hingga kini meski
sudah lama bertahta, hebat benar memang dalam menata peran setiap insan yang
sedang berdiskusi dihadapan khalayak umum. Kepalapun akan bergeleng atas
pemikiran yang begitu lugu untuk ditelaah para ahli dimuka bumi ini, tutur
kata yang sistematis membuat khalayak umum selalu yakin dengan mereka yang
sedang berdiskusi. Regenerasi cukup matang membuat sang penulis tetap duduk
disinggah sana.
Arah semakin tak menentu bila seperti
ini terus ibarat sampan ditengah laut lepas, konyol memang tapi apadaya
tak kuat tenaga meniup api abadi hingga padam. Bukan berarti benar namun memang
tidak ada yang dapat dikoreksi dari pemikiran liar ini dan hanya menguras emosi
saja. Takluk sudah semua insan saat bermain catur dengannya. Berlabuh
dalam lubuk hati terdalam atas keprihatinan melihat kesempurnaan ini.
Lupa pada halaman keberapa sebenarnya
kehidupan ini telah terlalui, sebab bila benar hidup ini seperti buku akupun
akan tetap bertanya kisah apa yang sebenarnya terperan sang penulis naskah
catur itu. Seni yang indah meski engkau tak bekesempatan memilih seberapa tebal
bukumu saat terlahir. -okpa-