Jumat, 10 Desember 2021

Kisah Pena Kosong

Bertahta dibalik semu cahaya rembulan malam itu duduk disinggah sana senantiasa hadir kenikmatan berlimpah untuk melanjutkan peran menulis naskah percaturan, ambisi yang tak terbendung kadang membuat lupa akan sisi kehidupan lain sebab asyik bersenggama pada imajinasinya.

Hanya segelintir informasi tentang kehidupan sang penulis namun kecerdikannya masih dirasakan hingga kini meski sudah lama bertahta, hebat benar memang dalam menata peran setiap insan yang sedang berdiskusi dihadapan khalayak umum. Kepalapun akan bergeleng atas pemikiran yang begitu lugu untuk ditelaah para ahli dimuka bumi ini, tutur kata yang sistematis membuat khalayak umum selalu yakin dengan mereka yang sedang berdiskusi. Regenerasi cukup matang membuat sang penulis tetap duduk disinggah sana.

Arah semakin tak menentu bila seperti ini terus ibarat sampan ditengah laut lepas, konyol memang tapi apadaya tak kuat tenaga meniup api abadi hingga padam. Bukan berarti benar namun memang tidak ada yang dapat dikoreksi dari pemikiran liar ini dan hanya menguras emosi saja. Takluk sudah semua insan saat bermain catur dengannya. Berlabuh dalam lubuk hati terdalam atas keprihatinan melihat kesempurnaan ini.

Lupa pada halaman keberapa sebenarnya kehidupan ini telah terlalui, sebab bila benar hidup ini seperti buku akupun akan tetap bertanya kisah apa yang sebenarnya terperan sang penulis naskah catur itu. Seni yang indah meski engkau tak bekesempatan memilih seberapa tebal bukumu saat terlahir. -okpa-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wikipedia

Hasil penelusuran

Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified